Bukti Menarik di Balik Tren Video Mukbang

Bukti Menarik di Balik Tren Video Mukbang

Bukti Menarik di Balik Tren Video Mukbang, Apakah kamu pernah melihat video mukbang? Video ini menampilkan seseorang yang mengonsumsi makanan dalam jumlah besar, baik dalam format rekaman maupun siaran langsung di media sosial. Belakangan ini, konten mukbang menjadi sangat populer—mulai dari makanan sehari-hari hingga yang tergolong ekstrem.

Namun, video mukbang bukan sekadar aksi makan besar. Banyak kreator konten yang juga berinteraksi dengan penonton, membagikan resep, hingga mengulas rasa makanan tersebut. Oleh karena itu, mengutip dari Insider, berikut beberapa fakta menarik di balik tren mukbang yang sedang naik daun.

Bukti Menarik di Balik Tren Video Mukbang

Awal Mula Tren Mukbang

Tren mukbang pertama kali muncul di Korea Selatan pada tahun 2010. Sejak itu, mukbang terus berkembang hingga menjadi fenomena global. Ada beberapa faktor yang mendorong lahirnya tren ini, terutama gaya hidup masyarakat dan kemajuan teknologi.

Menurut Simon Stawski, seorang blogger food and travel, mukbang awalnya muncul karena banyak orang ingin merasakan kebersamaan. Di Korea Selatan, makan sendiri dianggap kurang umum atau bahkan tabu.

“Makan adalah aktivitas sosial. Jadi, kamu tidak akan duduk makan sendirian. Bagi mereka yang tidak bisa makan bersama orang lain, mereka tetap memiliki keinginan untuk merasa terhubung secara sosial. Itulah mengapa mukbang sangat diminati,” jelas Stawski kepada Today Food.

Selain itu, kehadiran layanan streaming seperti YouTube dan Twitch memungkinkan para mukbanger berbagi pengalaman makan secara real time dengan penontonnya. Tak jarang, beberapa dari mereka bahkan menjadi selebritas internet berkat konten mukbang yang mereka buat.

Siapa yang Menonton Video Mukbang?

Menariknya, banyak orang menonton video mukbang karena merasa seolah ikut makan bersama si kreator. Interaksi yang hangat dan santai membuat penonton merasa memiliki teman makan virtual.

Lebih lanjut, video mukbang juga digemari oleh para pencinta ASMR (Autonomous Sensory Meridian Response). Video jenis ini biasanya menyajikan suara-suara menggugah seperti kunyahan, seruputan, hingga bunyi renyah makanan yang memicu efek relaksasi bagi sebagian orang.

Tidak hanya itu, beberapa orang menonton mukbang untuk mengatasi perasaan negatif terhadap makanan. Bahkan, ada juga yang menjadikannya cara untuk memuaskan rasa penasaran terhadap hidangan dari budaya atau tempat lain.

Apakah Membuat Konten Mukbang Itu Sehat?

Setelah mengetahui potensi penghasilan dari video mukbang, mungkin kamu tertarik untuk mencobanya. Namun demikian, penting untuk memahami bahwa mengonsumsi 4.000 hingga 10.000 kalori dalam satu sesi makan bukanlah hal yang baik untuk kesehatan.

Menurut Andy Bellatti, ahli gizi dari Las Vegas, pola makan berlebihan dalam waktu singkat dapat menimbulkan dampak negatif bagi tubuh.

“Kesehatan kita dipengaruhi oleh kebiasaan yang dilakukan secara konsisten. Jika seseorang melakukan mukbang sekali seminggu selama setahun, tentu akan ada dampaknya,” ujar Bellatti.

Ia menambahkan, efek buruk tersebut bisa meliputi peningkatan tekanan darah, kadar lemak dalam darah, kadar gula darah, hingga penurunan kolesterol baik (HDL). Tingkat keparahan dampaknya pun sangat tergantung pada pola makan kreator di luar sesi mukbang.

Kesimpulan: Tetap Sehat Meski Tren Menarik

Dengan kata lain, membuat konten mukbang sah-sah saja selama kamu tetap memprioritaskan kesehatan. Jangan sampai keinginan untuk mendapatkan banyak penonton dan penghasilan mengorbankan tubuhmu sendiri.

Jika kamu ingin menjadi kreator mukbang, pastikan kamu juga menjaga keseimbangan dengan menerapkan gaya hidup sehat di luar layar. Ingat, kesehatan adalah investasi jangka panjang yang jauh lebih berharga daripada sekadar popularitas sesaat.

Baca Juga : Menyajikan Fakta, Tren, dan Inspirasi Lainnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *